Halo, sobat. Seperti yang kita ketahui, pengembangan rekayasa perangkat lunak memiliki banyak model contohnya Waterfall Model, V Model, RAD Model, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan kali ini kita akan membahas apa itu Incremental Model dan Concurrent Development Model, kita juga akan membahas kelebihan dan kekurangan dari model tersebut.
Incremental Model
Model ini merupakan salah satu model dari SDLC (Sofware
Development Life Cycle) dan merupakan gabungan dari waterfall model dengan
spiral model, keduanya menggunakan gaya iterative. Model pengembangan sistem
ini berdasarkan requirement software yang dipecah menjadi beberapa bagian
fungsi sehingga model pengembangannya secara increment atau bertahap.
Incremental terdiri dari masing-masing urutan linear yang akan menghasilkan
pencapaian perangkat lunak secara parsial atau terpisah.
Incremental model merupakan metode yang dapat meminimalisir ketidaksesuaian
dalam pengembangan perangkat lunak. Incremental menggunakan tahapan yang dimana
output dari increment akan dijadikan input untuk increment selanjutnya.
Kelebihan Incremental Model :
- Meminimalisir risiko ketidaksesuaian selama proses pengembangan proses perangkat lunak.
- Pengguna dapat langsung menggunakan dan mengecek bagian-bagian yang selesai terlebih dahulu.
- Tes intensif dapat dilakukan pada bagian yang prioritas tinggi agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
- Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.
- Memaksimalkan pengembalian modal investasi konsumen.
Kekurangan Incremental Model:
- Batasan proses tidak jelas.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghasilkan produk yang lengkap.
- Mungkin terjadi kesalahan karena kesulitan untuk pemetaan kebutuhan pengguna ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment.
- Sistem kurang terstruktur dengan baik.
- Increment tidak lebih dari 20.000 baris kode (harus relatif lebih kecil).
- Tidak cocok untuk proyek dalam skala yang besar.
- Tidak cocok untuk sistem dengan masa penggunaan yang panjang.
Concurrent Development Model
Biasa disebut dengan Concurrent Engineering adalah pengembangan berdasarkan parelisasi (melakukan tugas bersamaan). Model ini merupakan suatu cara atau proses yang pada dasarnya adalah sebuah rangkaian dari kegiatan tugas, teknis, dan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain. Model ini relatif tidak membutuhkan waktu yang lama ketika produk dibawa ke pasar. Model ini juga biasa digunakan dalam pengembangan aplikasi client atau server.
Model ini berdasarkan pada process flow, termasuk ke dalam parallel process flow karena proses pengerjaan produk di dalamnya dilakukan secara serentak (proses communication dan planning). Setiap aktifitas kerja saling terkait dengan aktifitas kerja lain (secara simultan).
Kelebihan Concurrent Development Model
- Model ini memberikan gambaran yang akurat tentang keadaan terkini dari suatu proyek.
- Produk yang dihasilkannya kokoh karena proses pembuatan produk langsung dirancang sekaligus oleh teknisi.
- Setiap kegiatan pada jaringan ada persamaan dengan kegiatan lainnya, sehingga bisa dimulai atau diperbarui dari semua langkah.
- Jika ada fitur-fitur lain atau baru, hal itu dapat dilakukan nanti di akhir proyek.
- Tidak akan terkejut dengan kesalahan atau permasalahan pada saat validasi akhir. Hal ini dikarenakan proses percobaan dilakukan terus-menerus seiring dengan pengembangan proyek berjalan.
- Model ini bersifat fleksibel. Perkembangan incremental yang terjadi dapat secara penuh dianilisis oleh tim, dan feedback akan secara langsung diperoleh melalui testing.
Kekurangan Concurrent Development Model
- Membutuhkan komunikasi dan kemampuan yang baik dalam tim maupun antara teknis satu dengan yang lainnya karena implementasi awal desain sedikit sulit.
- Concurrent design ini tidak akan bekerja dengan baik dan efisien, bila permasalahan tidak dapat diselesaikan dengan baik karena terkendala oleh kurangnya waktu.
- Tim akan sedikit mengalami kesulitan bila ditemukan suatu permasalahan di tengah proses. Hal ini dapat terjadi karena model ini berbentuk parallel process flow.
- Ketika satu kegiatan berhenti, tentunya akan menyebabkan pengunduran waktu dari target yang telah ditentukan.
Referensi :
Fanani, M. F., & Muqtadiroh, F. A. (2015). IMPLEMENTASI METODE INCREMENTAL DALAM MEMBANGUN APLIKASI USE CASE POINT PADA PERUSAHAAN DTS. SESINDO 2015, 2015.
Top, S. M. (n.d.). The Concurrent Development Model(REVISI) [ Cukup ]. Diakses 22 September 2020,
dari https://www.academia.edu/7478621/The_Concurrent_Development_Model_REVISI_Cukup_ .
MX, P. (n.d.). Model Incremental dalam rekayasa perangkat lunak. Diakses 22 September 2020,
dari https://www.academia.edu/34511536/Model_Incremental_dalam_rekayasa_perangkat_lunak.
Janti, S., & Susanti, M. (2017). Penerapan Sistem Inventory Sebagai Pemenuhan Kebutuhan Informasi Antar Bagian Berbasis Web Dengan Incremental Model. Jurnal Bianglala Informatika, 5(2), 1-7.
Komentar
Posting Komentar